Bakat


Dasar (kepandaian, sifat, dan pembawaan) yang dibawa sejak lahir

bakat /ba·kat /n


Seperti yang saya kutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, bakat merupakan kepandaian yang telah manusia bawa sejak lahir. Saya sendiri tidak sepenuhnya setuju dengan konsep bakat. Meski pun saya tidak setuju dengan konsep bakat, bukan berarti saya menolak atau bahkan tidak mengindahkan fakta bahwa tiap manusia pasti memiliki bakat yang telah mereka bawa sejak lahir. Saya kurang setuju dengan konsep bakat karena dengan adanya konsep ini muncullah pemikiran bahwa keahlian atau sesuatu yang telah dicapai oleh seseorang itu hanya dikarenakan oleh bakatnya, sehingga terkadang orang-orang akan kurang mengapresiasi usaha yang telah dilakukan oleh seseorang. Sebagai contoh, ketika seseorang mampu menggambar dengan baik, orang-orang akan berkata “Wah gambarnya bagus ya, udah pasti sih kamu kan punya bakat gambar.” Sangat jarang orang berkata “Wah gambarmu bagus, kamu pasti berlatih dengan giat jadinya bisa gambar sebagus ini.”

Selain itu dengan adanya konsep bakat orang-orang yang merasa kalah bersaing dengan orang yang berbakat ini cenderung akan mudah menyerah dan akan menggunakan alasan bahwa saingannya berbakat sehingga ia tidak mampu bersaing. Kita ambil contoh ketika ada sebuah kompetisi bernyanyi, orang yang juara 2 biasanya akan berkata bahwa sang juara 1 memang sangat berbakat dalam bernyanyi sehingga tidak mungkin bagi si juara 2 untuk menyainginya. Padahal sebenarnya kata “bakat” yang ia sematkan kepada si juara 1 itu hanya bentuk ketidakmauannya untuk mengakui bahwa usaha yang telah dilakukan oleh si juara 1 ini lebih keras dan lebih baik darinya.

Namun, saya juga tidak bisa mengesampingkan fakta bahwa ada orang-orang dengan bakat hebat yang mampu melakukan suatu hal tanpa perlu adanya usaha yang keras. Dan terkadang akan sangat sulit bagi seseorang yang kurang berbakat untuk menyaingi orang tersebut dalam bidang yang menjadi bakatnya. Yang saya tekankan adalah ketidaksetujuan saya dengan orang-orang yang menjadikan alasan bakat sebagai penghambat mereka untuk maju dan berkembang. Kebanyakan orang saat gagal atau tidak mampu dalam suatu hal akan berdalih bahwa mereka memang tidak memiliki bakat dalam hal tersebut. Sehingga, mereka akan menyerah dan cenderung malas untuk memperbaiki ketidakmampuan mereka.

Sebenarnya semua orang mampu untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan, asalkan mereka mau berusaha. Yang menjadi pembeda antara orang yang berbakat dan tidak berbakat di suatu bidang, mungkin adalah kecepatan mereka dalam mempelajari bidang tersebut. Seseorang dengan bakat cenderung lebih cepat dalam mempelajari sesuatu yang memang menjadi bakatnya. Sementara orang yang tidak berbakat dalam suatu bidang akan memerlukan waktu lebih untuk mempelajari bidang tersebut.